Bilananti anda selesai membuat sebuah aplikasi di Android Studio, tentunya aplikasi tersebut akan dipublikasikan. Sebelum lebih lanjut dipublikasikan di Google Playstore, kita akan coba. menyimpannya dalam bentuk APK terlebih dahulu. Hematnya, berikut cara export aplikasi di Android Studio menjadi APK, Pertama
assx_layout_bg_y&qu3e;"font-weight 400;">Murottal Muzammil Hasballah MP3 OfflineMurottal Muzammil Has5ated"> Aplikasi Dibangun Dengan Andromo APK Maker Rt/weDlrs/span> b
DenganMenggunakan Aplikasi Apk Extractor. Dengan Apk Extractor kalian dapat mengubah aplikasi yang di download di Play Store dan sudah di instal menjadi file apk yang disimpan di folder sdcard/ExtractedApks. Cara melakukannya cukup mudah dan cepat, tinggal ketuk salah satu aplikasi yang mau di ubah ke file Apk ke sdcard, secara otomatis file Apakah kamu seorang developer yang ingin membagikan aplikasi kamu ke orang lain atau ingin memasang aplikasi kamu di perangkat Android kamu sendiri? Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan mengubah aplikasi kamu menjadi file APK. Dalam artikel ini, kami akan memberikan panduan lengkap tentang cara membuat aplikasi menjadi APK. Apa itu File APK? Sebelum kita membahas tentang cara membuat aplikasi menjadi APK, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu apa itu file APK. APK singkatan dari Android Package Kit, yaitu format file yang digunakan oleh sistem operasi Android untuk menginstal dan mengdistribusikan aplikasi. File APK berisi semua komponen yang dibutuhkan oleh sebuah aplikasi untuk berjalan di perangkat Android, seperti kode, sumber daya, dan file konfigurasi. 1. Persiapkan Tools yang Dibutuhkan Sebelum kamu bisa membuat aplikasi menjadi APK, kamu perlu menyiapkan beberapa tools yang dibutuhkan. Berikut beberapa tools yang perlu kamu persiapkan Tools Deskripsi Android Studio Integrated Development Environment IDE untuk membuat aplikasi Android JDK Java Development Kit, digunakan untuk menjalankan Android Studio SDK Software Development Kit, digunakan untuk mengembangkan aplikasi Android 2. Buat Proyek Baru di Android Studio Setelah kamu menyiapkan tools yang dibutuhkan, langkah selanjutnya adalah membuat proyek baru di Android Studio. Berikut langkah-langkahnya Buka Android Studio dan klik “Start a new Android Studio project”. Pilih jenis proyek yang ingin kamu buat, seperti “Phone and Tablet” atau “Wear OS”. Isi informasi proyek, seperti nama aplikasi, package name, dan lokasi penyimpanan proyek. Pilih minimum SDK yang ingin kamu dukung. Klik “Finish” untuk membuat proyek baru. 3. Build dan Compile Aplikasi Setelah kamu membuat proyek baru, langkah selanjutnya adalah membangun dan mengompilasi aplikasi. Berikut langkah-langkahnya Buka file di proyek kamu. Pastikan versi build tools dan library yang kamu gunakan sesuai dengan versi SDK yang kamu pilih sebelumnya. Klik “Sync Now” untuk menyimpan perubahan. Klik “Build” untuk membangun dan mengompilasi aplikasi. 4. Generate Signed APK Setelah kamu berhasil membangun dan mengompilasi aplikasi, langkah selanjutnya adalah menghasilkan file APK yang siap untuk didistribusikan. Berikut langkah-langkahnya Buka menu “Build” di Android Studio dan pilih “Generate Signed APK”. Pilih “Create new keystore” dan isi informasi keystore kamu. Isi informasi key kamu, seperti nama, password, dan validity. Pilih APK destination folder dan klik “Finish”. Signed APK kamu sudah selesai dibuat dan siap untuk didistribusikan. Kesimpulan Membuat aplikasi menjadi APK memungkinkan kamu untuk membagikan aplikasi kamu ke orang lain atau memasang aplikasi kamu di perangkat Android kamu sendiri. Dengan menggunakan Android Studio, kamu bisa membuat, membangun, dan menghasilkan file APK dengan mudah. Jangan lupa untuk menggunakan keystore yang kuat saat membuat signed APK untuk keamanan aplikasi kamu. Related video of Cara Membuat Aplikasi Menjadi APK Panduan Lengkap CaraInstall XAPK Menjadi APK Tanpa Aplikasi Terbaru. 23 July 2022 by Tama. Pada umumnya format dari file game dan aplikasi android adalah Apk. Selain itu ternyata masih ada format lain lagi yaitu XAPK. File apk android bisanya memiliki ukuran yang tidak terlalu besar, berbeda dengan XAPK karena memiliki ukuran yang lebih besar. 404 Not Found - NotFoundHttpException 1 linked Exception ResourceNotFoundException » [2/2] NotFoundHttpException No route found for "GET /Ios/game-offline-yang-bisa-menghasilkan-uang-c5kb1cp" [1/2] ResourceNotFoundException Logs Stack Trace Plain Text
Dalamsetiap membuat sebuah project aplikasi, hasil akhirnya pasti akan dijadikan file dengan format apk agar bisa diinstal di hp android. Disini saya share
Pengguna sering menghindari mendownload aplikasi yang tampaknya terlalu besar, terutama di pasar negara berkembang tempat perangkat terhubung ke jaringan 2G dan 3G yang tidak stabil atau menggunakan paket berdasarkan penggunaan per byte. Halaman ini menjelaskan cara mengurangi ukuran download aplikasi Anda agar lebih banyak pengguna mendownload aplikasi Anda. Mengupload aplikasi dengan Android App Bundle Cara termudah untuk langsung mendapatkan penghematan ukuran aplikasi saat memublikasikan ke Google Play adalah dengan mengupload aplikasi sebagai Android App Bundle, yang merupakan format upload baru yang menyertakan semua kode dan resource yang dikompilasi aplikasi Anda, tetapi menyerahkan pembuatan dan penandatanganan APK kepada Google Play. Model penyajian aplikasi baru Google Play kemudian menggunakan app bundle Anda untuk membuat dan menayangkan APK yang dioptimalkan untuk setiap konfigurasi perangkat pengguna, sehingga mereka hanya mendownload kode dan resource yang diperlukan untuk menjalankan aplikasi Anda. Anda tidak perlu lagi membuat, menandatangani, dan mengelola beberapa APK untuk mendukung perangkat yang berbeda, dan pengguna mendapatkan hasil download yang lebih kecil dan lebih dioptimalkan. Perlu diingat, karena Google Play memberlakukan batasan ukuran download yang dikompresi sebesar 150 MB atau kurang untuk aplikasi yang dipublikasikan dengan app bundle, sebaiknya tetap ikuti pedoman yang dijelaskan di sini untuk mengurangi ukuran download aplikasi Anda sekecil mungkin. Untuk aplikasi yang Anda publikasikan ke Google Play dengan mengupload APK yang ditandatangani, download yang dikompresi dibatasi ke 100 MB atau kurang. Memahami struktur APK Sebelum membahas cara mengurangi ukuran aplikasi, sebaiknya Anda memahami struktur APK aplikasi terlebih dahulu. File APK terdiri dari arsip ZIP yang berisi semua file yang membentuk aplikasi Anda. File ini mencakup file class Java, file resource, dan file yang berisi kompilasi resource. APK berisi direktori berikut META-INF/ Berisi file tanda tangan dan serta file manifes assets/ Berisi aset aplikasi, yang dapat diambil aplikasi menggunakan objek AssetManager. res/ Berisi resource yang tidak dikompilasi ke lib/ Berisi kompilasi kode yang dikhususkan untuk lapisan software prosesor. Direktori ini berisi subdirektori untuk setiap jenis platform, seperti armeabi, armeabi-v7a, arm64-v8a, x86, x86_64, dan mips. APK juga berisi beberapa file berikut. Di antara file tersebut, hanya yang bersifat wajib. Berisi kompilasi resource. File ini berisi konten XML dari semua konfigurasi folder res/values/. Alat pengemasan mengekstrak konten XML ini, mengompilasikannya ke bentuk biner, dan mengarsipkan konten. Konten ini mencakup string dan gaya bahasa, serta jalur ke konten yang tidak disertakan secara langsung di file seperti gambar dan file tata letak. Berisi kompilasi class dalam format file DEX yang dipahami oleh mesin virtual Dalvik/ART. Berisi file manifes Android inti. File ini mencakup nama, versi, hak akses, dan file library referensi aplikasi. File ini menggunakan format XML biner Android. Mengurangi jumlah dan ukuran resource Ukuran APK Anda berpengaruh terhadap kecepatan pemuatan aplikasi, banyaknya penggunaan memori, dan banyaknya daya yang digunakan. Salah satu cara termudah untuk memperkecil ukuran APK adalah dengan mengurangi jumlah dan ukuran resource yang ada. Secara khusus, Anda dapat menghapus resource yang tidak digunakan lagi oleh aplikasi, dan dapat menggunakan objek Drawable skalabel sebagai pengganti file gambar. Bagian ini membahas metode ini serta beberapa cara lain yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi resource di aplikasi agar dapat mengurangi keseluruhan ukuran APK. Menghapus resource yang tidak digunakan Alat lint, penganalisis kode statis yang disertakan di Android Studio, mendeteksi resource di folder res/ yang tidak direferensikan oleh kode Anda. Saat menemukan resource yang mungkin tidak digunakan di project Anda, alat lint akan menampilkan pesan seperti dalam contoh di bawah. res/layout/ Warning The resource appears to be unused [UnusedResources] Catatan Alat lint tidak memindai folder assets/, aset yang direferensikan melalui refleksi, atau file library yang Anda tautkan ke aplikasi Anda. Selain itu, alat ini tidak menghapus resource, tetapi hanya memberi tahu Anda tentang keberadaannya. Library yang Anda tambahkan ke kode dapat menyertakan resource yang tidak digunakan. Gradle dapat otomatis menghapus resource untuk Anda jika Anda mengaktifkan shrinkResources pada file aplikasi Anda. Groovy android { // Other settings buildTypes { release { minifyEnabled true shrinkResources true proguardFiles getDefaultProguardFile' ' } } } Kotlin android { // Other settings buildTypes { getByName"release" { minifyEnabled = true shrinkResources = true proguardFilesgetDefaultProguardFile' " } } } Untuk menggunakan shrinkResources, Anda juga harus mengaktifkan penyingkatan kode. Selama proses build, mula-mula R8 menghapus kode yang tidak digunakan. Selanjutnya, plugin Android Gradle akan menghapus resource yang tidak digunakan. Untuk informasi selengkapnya tentang penyingkatan kode dan resource, serta cara lain Android Studio membantu Anda mengurangi ukuran APK, lihat Menyusutkan, meng-obfuscate, dan mengoptimalkan aplikasi Anda. Di Android Gradle Plugin dan yang lebih tinggi, Anda dapat mendeklarasikan konfigurasi yang didukung aplikasi. Gradle meneruskan informasi ini ke sistem build menggunakan ragam resConfig dan resConfigs serta opsi defaultConfig. Lalu, sistem build mencegah resource dari konfigurasi lain yang tidak didukung agar tidak muncul di APK, mengurangi ukuran APK. Untuk mengetahui informasi selengkapnya terkait fitur ini, lihat Menghapus resource alternatif yang tidak digunakan. Meminimalkan penggunaan resource dari library Saat mengembangkan aplikasi Android, Anda biasanya menggunakan library eksternal untuk meningkatkan kegunaan dan fleksibilitas aplikasi. Misalnya, Anda dapat mereferensikan Android Support Library untuk meningkatkan pengalaman pengguna di perangkat model lama, atau Anda dapat menggunakan Layanan Google Play guna mengambil terjemahan otomatis untuk teks dalam aplikasi Anda. Jika library didesain untuk server atau desktop, library dapat menyertakan banyak objek dan metode yang tidak diperlukan aplikasi Anda. Untuk menyertakan bagian library yang diperlukan aplikasi saja, Anda dapat mengedit file library jika lisensinya mengizinkan Anda mengubah library. Anda juga dapat menggunakan library alternatif yang mobile-friendly untuk menambahkan fungsi tertentu ke aplikasi Anda. Catatan Penyingkatan kode dapat membersihkan beberapa kode yang tidak diperlukan dari library, tetapi mungkin tidak dapat menghapus dependensi internal yang berukuran besar. Dekode gambar animasi native Di Android 12 API level 31, API ImageDecoder NDK telah diperluas untuk mendekode semua data waktu dan frame dari gambar yang menggunakan format file WebP animasi dan GIF animasi. Saat diperkenalkan di Android 11, API ini hanya mendekode gambar pertama dari animasi dalam format ini. Gunakan ImageDecoder, bukan library pihak ketiga, untuk mengurangi ukuran APK lebih banyak dan dapatkan manfaat dari update selanjutnya yang terkait dengan keamanan dan performa. Untuk mengetahui detail API selengkapnya, lihat API reference dan contoh di GitHub. Hanya mendukung kepadatan tertentu Android mendukung serangkaian perangkat yang besar, yang mencakup berbagai jenis kepadatan layar. Di Android API level 19 dan yang lebih tinggi, framework mendukung berbagai kepadatan berikut ldpi, mdpi, tvdpi, hdpi, xhdpi, xxhdpi, dan xxxhdpi. Meskipun Android mendukung semua kepadatan ini, Anda tidak perlu mengekspor aset raster ke setiap kepadatan. Jika Anda mengetahui bahwa hanya sebagian kecil pengguna Anda yang memiliki perangkat dengan kepadatan tertentu, pertimbangkan apakah Anda perlu menggabungkan kepadatan tersebut ke dalam aplikasi Anda. Jika Anda tidak menyertakan resource untuk kepadatan layar tertentu, Android akan otomatis menskalakan resource yang ada, yang awalnya didesain untuk kepadatan layar lainnya. Jika aplikasi Anda hanya memerlukan gambar yang diskalakan saja, Anda dapat menghemat lebih banyak ruang dengan memiliki satu varian gambar dalam drawable-nodpi/. Sebaiknya setiap aplikasi menyertakan setidaknya satu varian gambar xxhdpi. Untuk mengetahui informasi selengkapnya terkait kepadatan layar, lihat Ukuran dan Kepadatan Layar. Menggunakan objek drawable Beberapa gambar tidak memerlukan resource gambar statis. Sebagai gantinya, framework dapat membuat gambar saat runtime secara dinamis. Objek Drawable dalam XML tidak memakan banyak ruang di APK. Selain itu, objek Drawable XML menghasilkan gambar monokrom yang sesuai dengan panduan desain material. Menggunakan kembali resource Anda dapat menyertakan resource terpisah untuk variasi sebuah gambar, misalnya versi diwarnai, diberi bayangan, atau diputar. Namun, sebaiknya Anda menggunakan kembali kumpulan resource yang sama dengan menyesuaikannya sesuai kebutuhan saat runtime. Android menyediakan beberapa utilitas untuk mengubah warna aset, baik menggunakan atribut androidtint dan tintMode di Android API level 21 dan yang lebih tinggi. Untuk versi platform yang lebih rendah, gunakan class ColorFilter. Anda juga dapat menghilangkan resource yang hanya merupakan ekuivalen yang diputar dari resource lainnya. Cuplikan kode berikut menyediakan contoh pengubahan ikon "suka" menjadi "tidak suka" dengan pemberian pivot di bagian tengah gambar dan memutarnya 180 derajat Merender dari kode Anda juga dapat mengurangi ukuran APK dengan merender gambar secara prosedural. Perenderan prosedural mengosongkan ruang penyimpanan karena Anda tidak lagi menyimpan file gambar dalam APK. Mengecilkan file PNG Alat aapt dapat mengoptimalkan resource gambar yang ditempatkan di res/drawable/ dengan kompresi lossless selama proses build. Misalnya, alat aapt dapat mengonversi PNG warna asli yang tidak memerlukan lebih dari 256 warna menjadi PNG 8 bit dengan palet warna. Tindakan tersebut akan menghasilkan gambar dengan kualitas yang sama tetapi dengan footprint memori yang lebih kecil. Perlu diingat bahwa aapt memiliki batasan berikut Alat aapt tidak memperkecil file PNG yang ada dalam folder asset/. File gambar perlu menggunakan 256 warna atau lebih sedikit agar alat aapt dapat mengoptimalkannya. Alat aapt dapat meng-inflate file PNG yang telah dikompresi. Untuk mencegah hal ini, Anda dapat menggunakan flag isCrunchPngs guna menonaktifkan proses ini untuk file PNG Groovy { isCrunchPngs = false } Kotlin { isCrunchPngs = false } Mengompresi file PNG dan JPEG Anda dapat mengurangi ukuran file PNG tanpa menurunkan kualitas gambar menggunakan alat seperti pngcrush, pngquant, atau zopflipng. Semua alat ini dapat mengurangi ukuran file PNG, tetapi tetap mempertahankan ketajaman kualitas gambar. Alat pngcrush sangat efektif Alat ini mengiterasi filter PNG dan parameter zlib Deflate, menggunakan setiap kombinasi filter dan parameter untuk mengompresi gambar. Lalu, Alat ini memilih konfigurasi yang menghasilkan output terkompresi yang paling kecil. Untuk mengompresi file JPEG, Anda dapat menggunakan alat seperti packJPG dan guetzli. Menggunakan format file WebP Selain menggunakan file PNG atau JPEG, Anda juga dapat menggunakan format file WebP untuk gambar Anda, saat menargetkan Android API level 13 dan versi lebih tinggi. Format WebP menyediakan kompresi lossy seperti JPEG serta transparansi seperti PNG tetapi dapat memberikan kompresi yang lebih baik daripada JPEG atau PNG. Anda dapat mengonversi gambar BMP, JPG, PNG, atau GIF statis yang ada ke format WebP menggunakan Android Studio. Untuk mengetahui informasi selengkapnya, lihat Membuat Gambar WebP Menggunakan Android Studio. Menggunakan grafik vektor Anda dapat menggunakan grafik vektor untuk membuat ikon dengan resolusi bebas dan media skalabel lainnya. Penggunaan grafik ini dapat mengurangi footprint APK Anda secara drastis. Gambar vektor direpresentasikan di Android sebagai objek VectorDrawable. Dengan objek VectorDrawable, file berukuran 100 byte dapat menghasilkan gambar yang tajam seukuran layar. Namun, perlu waktu lama agar sistem merender setiap objek VectorDrawable, dan gambar yang lebih besar memerlukan waktu yang lebih lama untuk ditampilkan di layar. Oleh karena itu, pertimbangkan untuk menggunakan grafik vektor ini hanya ketika menampilkan gambar berukuran kecil. Untuk informasi selengkapnya tentang cara menangani objek VectorDrawable, lihat Menangani Drawable. Menggunakan grafik vektor untuk gambar animasi Jangan gunakan AnimationDrawable untuk membuat animasi per frame, karena Anda akan diharuskan menyertakan file bitmap terpisah untuk setiap frame animasi, yang akan memperbesar ukuran APK secara drastis. Sebagai gantinya, sebaiknya Anda menggunakan AnimatedVectorDrawableCompat untuk membuat vektor drawable beranimasi. Mengurangi kode Java dan native Ada beberapa metode yang dapat Anda gunakan untuk mengurangi ukuran codebase native dan Java di aplikasi. Menghapus kode tidak perlu yang dihasilkan Pastikan Anda memahami footprint kode apa pun yang dihasilkan secara otomatis. Misalnya, banyak fitur buffering protokol menghasilkan terlalu banyak metode dan class, yang dapat memperbesar ukuran aplikasi Anda dua atau tiga kali lipat. Menghindari enumerasi Satu enum dapat menambahkan sekitar 1,0 hingga 1,4 KB ukuran file aplikasi Anda. Penambahan ini dapat dengan cepat terakumulasi untuk sistem yang kompleks atau library bersama. Jika memungkinkan, pertimbangkan untuk menggunakan anotasi IntDef dan penyingkatan kode untuk menghapus enumerasi dan mengubahnya menjadi bilangan bulat. Konversi jenis ini mempertahankan semua manfaat keamanan jenis dari enum. Mengurangi ukuran biner native Jika aplikasi menggunakan kode native dan Android NDK, Anda juga dapat mengurangi ukuran aplikasi versi rilis dengan mengoptimalkan kode Anda. Dua teknik ampuh ini dapat menghapus simbol debug dan tidak mengekstrak library native. Menghapus simbol debug Simbol debug dapat digunakan jika aplikasi sedang dalam pengembangan dan masih memerlukan proses debug. Gunakan alat arm-eabi-strip yang disediakan di Android NDK untuk menghapus simbol debug yang tidak diperlukan dari library native. Setelah itu, Anda dapat mengompilasi build rilis Anda. Saat mem-build versi rilis aplikasi Anda, paketkan file .so yang tidak dikompresi di APK dengan memastikan bahwa useLegacyPackaging disetel ke false di file aplikasi Anda. Menonaktifkan flag ini akan mencegah PackageManager menyalin file .so dari APK ke sistem file selama penginstalan dan memiliki manfaat tambahan berupa ukuran update aplikasi yang lebih kecil. Mengelola beberapa APK berukuran kecil APK dapat berisi konten yang didownload oleh pengguna tetapi tidak pernah digunakan, seperti bahasa tambahan atau resource per kepadatan layar. Untuk memastikan download yang minimal bagi pengguna, sebaiknya upload aplikasi Anda ke Google Play menggunakan Android App Bundle. Dengan mengupload app bundle, Google Play dapat membuat dan menayangkan APK yang dioptimalkan untuk setiap konfigurasi perangkat pengguna, sehingga pengguna hanya mendownload kode dan resource yang diperlukan untuk menjalankan aplikasi Anda. Anda tidak perlu lagi mem-build, menandatangani, dan mengelola beberapa APK untuk mendukung berbagai perangkat, dan pengguna akan mendapatkan hasil download yang lebih kecil dan lebih optimal. Jika Anda tidak memublikasikan aplikasi ke Google Play, Anda dapat membagi aplikasi menjadi beberapa APK, yang dibedakan oleh faktor seperti ukuran layar atau dukungan tekstur GPU. Saat pengguna mendownload aplikasi, perangkat mereka menerima APK yang tepat berdasarkan fitur dan setelan perangkat. Dengan cara ini, perangkat tidak menerima aset untuk fitur yang tidak dimiliki perangkat. Misalnya, jika pengguna memiliki perangkat hdpi, mereka tidak memerlukan resource xxxhdpi yang mungkin Anda sertakan untuk perangkat dengan tampilan yang memiliki kepadatan lebih tinggi. Untuk mengetahui informasi selengkapnya, lihat Mengonfigurasi Pembagian APK dan Mengelola Beberapa APK. UcetsQt.